Politisi PDIP Minta Pramono Anung Gandeng Masyarakat Rancang TOD Kawasan Blok M dan Bundaran HI

Legislator DKI Jakarta meminta Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung agar menggandeng masyarakat dalam merancang kawasan Transit Oriented Development (TOD). 

Pengawas pemerintah daerah itu memandang, wilayah Blok M dan Bundaran HI berpotensi dikembangkan menjadi TOD dengan kawasan perekonomian berbasis komunitas dan heritage.

Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta yang juga Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan Dwi Rio Sambodo mengatakan, rencana ini merupakan salah satu program prioritas Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno saat kampanye beberapa waktu lalu. 

Dia memandang, Pramono dan Rano perlu melibatkan masyarakat dalam merancang TOD agar sesuai dengan identitas dan kebutuhan warganya.

Apalagi, menjadikan TOD sebagai kawasan perekonomian berbasis komunitas dan heritage merupakan hal yang positif. 

Satu contoh di antaranya yakni di Moskwa atau dikenal sebagai Ibu Kota Rusia.

“Moskwa telah berhasil menjadikan kawasan TOD mengusung tema sejarah dan budaya di beberapa fasilitas transportasi publik,” ujar Rio, Selasa (25/2/2025).

Menurut politisi PDI Perjuangan itu, pelibatan masyarakat dalam membangun kawasan TOD bisa disesuaikan dengan identitas dan kebutuhan warga. 

Karena itu, kawasan TOD juga harus melestarikan nilai sejarah dan budaya lokal.

“Jadi nanti menggabungkan bangunan bersejarah dengan fasilitas modern,” ucap Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta ini.

Selain itu, Rio juga mendorong Pemprov DKI untuk mengintegrasikan kawasan TOD Blok M dan Bundaran HI dengan moda transportasi publik. 

Mulai dari MRT Jakarta, LRT Jakarta, Transjakarta, dan KRL Commuterline menggunakan sistem tiket terpadu.

Tujuannya agar sistem tersebut memudahkan masyarakat saat berpindah dari satu moda transportasi ke moda transportasi lainnya. 

Dengan demikian, transportasi di Jakarta jauh lebih efektif dan efisien.

“Contoh seperti di Tokyo, kota tersebut sukses mengintegrasikan berbagai moda transportasi, seperti kereta bawah tanah, bus, dan kereta commuter dengan sistem tiket terpadu. Seperti Suica atau Pasmo (kartu prabayar) yang memudahkan perpindahan antarmoda dan mendorong penggunaan transportasi umum,” jelasnya.

Kawasan TOD, lanjut Rio, dapat dijadikan wadah untuk mendukung interaksi sosial, gaya hidup sehat, ruang terbuka hijau, dan fasilitas ramah pejalan kaki. 

Untuk itu diperlukan kesiapan yang matang agar perencanaannya dapat diwujudkan.

“Desain ramah lingkungan, seperti pengelolaan air hujan dan energi terbarukan, juga penting untuk keberlanjutan,” pinta Rio.

Selain itu, di setiap penghubung TOD juga dapat dijadikan sarana hiburan dan edukasi dengan dipamerkannya artefak atau foto-foto sejarah transportasi. 

Penyediaan fasilitas tersebut dapat menambah wawasan bagi pengguna transportasi publik di DKI Jakarta.

“Menggabungkan elemen modern dan sejarah, serta memamerkan artefak atau foto-foto sejarah transportasi sebagai destinasi edukasi dan wisata,” pungkas Rio. 

Artikel ini telah naik tayang dii Wartakota Tribunnews dengan link https://wartakota.tribunnews.com/2025/02/25/politisi-pdip-minta-pramono-anung-gandeng-masyarakat-rancang-tod-kawasan-blok-m-dan-bundaran-hi?page=all

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *